Jumat, 06 Januari 2012

Tepis Pesimis, Ilhami Nilai Positif dari Motivator


Tahun 2011 merupakan tahun kelahiran bagi para motivator yang berdiri tegak di atas podium untuk membagi ilmu setelah mereka sukses bertahan menembus badai krisis ekonomi. Mungkin bagi sebagian orang yang terlampau sibuk dengan aktivitas rutin hariannya, mereka silap tak mampu melihat cahaya yang dipancarkan oleh para motivator.

Saya mengakui pernah menjadi salah seorang dari mereka yang silau dan kurang mencerna apa yang dilontarkan para motivator tersebut. Bahkan rasanya 24 jam dalam sehari sangat kurang dan tak bisa menikmati nilai-nilai positif yang ditanamkan oleh para motivator yang membagi ilmunya secara "tidak gratisan".

Sejatinya para motivator itu tumbuh lantaran mereka tahu manusia-manusia di perkotaan sangat membutuhkannya. Tingkat stres yang berenergi negatif di kalangan pekerja-pekerja di perkotaan memang membutuhkan sosok motivator agar tetap berada di relnya dalam menjalani rutinitas. Rutinitas berangkat pukul 6 pagi dan tiba di rumah paling cepat pukul 7 malam, membuat masyarakat di perkotaan seperti Jakarta dan wilayah suburban di sekitarnya mengalami tingkat kejenuhan yang sangat tinggi. Bahkan ketatnya waktu membuat masyarakat di perkotaan memiliki kekurangan waktu bercengkrama dengan keluarga.

Buku menjadi salah satu media bagi para motivator untuk membagi ilmunya. Buku memang menjadi pilihan jitu bagi para motivator untuk merangkul masyarakat lain agar bersama-sama maju. Oleh sebab itu, 2011 menjadi tahun bercahaya bagi para penulis buku. Tidak hanya para motivator bisnis, bahkan motivator dan inspirator traveler pun mendulang kesuksesannya di 2011. Alasannya, mereka menjadi inspirasi bagi para pekerja yang ingin berlibur ke luar kota atau negeri dengan biaya murah.

Nah, bagaimana kita menyikapi 2012? Jika sepanjang 2012 kata galau menjadi tren, sebaiknya kita jangan latah mengikuti galaunya pemimpin negeri. Mari kita optimis dan tepis pesimis. Bukan hanya untuk meminta dipuji, paling tidak biar kita membahagiakan diri sendiri. Enggak dosa kok meluangkan sedikit waktu membaca cuap-cuap para motivator, baik Ustad Aa Gym, ataupun bagi teman-teman kristiani membaca twit dari pastor/pendeta, tokoh seperti Gus Mus, binnis Ippho, Hafiz K Rizal, atau Pak Mario Teguh, dan juga pakar keuangan Safir Senduk.

Yuk kita optimis, jangan memancing kiamat hanya gara-gara rasa pesimis kita!

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More