Kamis, 12 Januari 2012

Proyek Perbatasan Pemerintah

Apa akibat NKRI adalah harga mati? Menurut lo, kalau NKRI diubah bukan harga mati lagi, bisa engga? Sebenarnya pertanyaan tersebut adalah pertanyaan yang dilempar dosen gue di kelas hampir di setiap pertemuannya. Hari ini diulang lagi dan gue memanfaatkan ini untuk menulis lagi.

Banyak hal yang gue dapat di dalam kelas. Diskusi dari teman-teman itu menjadi hal baru buat gue. Misalnya saja ceritanya teman yang anggota DPRD. Menurutnya, peningkatan dari Pos Lintas Batas menjadi Pos Pemeriksaan Lintas Batas (PPLB) di Aruk, Sambas, hanyalah untuk melegalkan kepentingan para pengusaha saja. Mengapa?

Jawabannya, PPLB dibuka namun infrastruktur jalan tidak dibangun. Ironis bukan? Dari curhatan masyarakat yang ada di perbatasan Aruk, mereka mengeluh semakin kesulitan menjual hasil bumi mereka lagi ke Malaysia.Alasannya, mereka harus melewati PPLB yang akan mengenakan cukai pada hasil bumi yang akan dijual ke Malaysia. Sementara untuk menjual ke ibukota Kabupaten, mereka kesulitan karena infrastruktur jalan sangat tidak mendukung alias RUSAK BERAT!

PPLB Aruk sudah sekelas dengan PPLB di Entikong. Seharusnya infratruktur jalan diperbaiki agar masyarakat juga bisa memanfaatkan PPLB untuk bertandang ke Malaysia dengan waktu tempuh lebih singkat. Namun kenyataannya, Aruk dibuka tanpa dibarengi dengan pembangunan inftrastruktur jalan ke PPLB. Jangankan ke Camar Bulan, ke Aruk saja tidak dibangun jalan. Kalau Anda berpendapat Kabupaten harus membangun jalan, sebaiknya ubah perspektif Anda. Mengapa? Jalan yang dibangun menuju PPLB bukan jalan kabupaten, melainkan jalan negara. Jalan itu harus berkelas internasional, karena dijadikan lalu lintas antarnegara. Bukan AKAP alias antarkota antar provinsi!

Saat gue mendengar cerita-cerita soal masyarakat perbatasan di Sajingan dan Aruk, rasanya miris. PPLB dibangun untuk apa dan siapa? Hanya untuk sekelompok pengusaha saja. Akankah tingkat ekonomi masyarakat sekitar membaik? Jawabannya tidak. Mereka malah semakin kesulitan secara ekonomi, karena tidak lagi terjadi perdagangan tradisional. Hasil bumi yang hanya 10 Kg dikenai cukai yang tinggi. Rasanya tidak adil!

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More