Tanggal 20 September 2012, Pemilu Kepala Daerah secara serentak dilaksanakan di tiga daerah. Daerah tersebut adalah DKI Jakarta untuk putaran kedua, Kalimantan Barat, dan Kota Singkawang. DKI Jakarta tersisa dua pasang kandidat saja, sedangkan Kalimantan Barat dan Kota Singkawang masing-masing terdiri dari empat pasang calon yang akan melamar pekerjaan sebagai pemimpin daerah.
Saat menonton debat kandidat calon gubernur dan wakil gubernur Kalimantan Barat, saya sepakat dengan pernyataan peneliti LIPI, DR. R. Siti Zuhro, M.A, bahwa kandidat pasangan kepala daerah ini ibarat pelamar pekerjaan. Mereka harus meyakinkan rakyat yang akan menjadi decision makers kelangsungan nasib mereka dalam beradu peruntungan menjadi KB 1.
Rakyat merupakan bagian sumber daya manusia yang mempertimbangkan dan memutuskan siapa yang akan mereka pilih. Pilihan mereka adalah pasangan yang menurut mereka merupakan sosok yang mampu membawa Kalimantan Barat menjadi lebih baik.
Saya pribadi tidak bisa memantau bagaimana pendapat masyarakat Kalbar soal pemilihan umum ini. Pasalnya, saya tidak begitu banyak mengikuti pengguna social media yang berada di Kalbar. Ada yang saya ikuti, tapi mereka apatis terhadap politik. Jadi tidak ada ukurannya.
Beda dengan penggiat social media yang berlokasi di Jakarta dan kota-kota penyangganya. Mereka termasuk pemerhati apa yang dilontarkan oleh para calon. Ibaratnya, apa yang sedang berlangsung di Jakarta semacam kejadian nasional. Semua media massa menyoroti, sehingga seluruh Indonesia bisa menikmati.
Terlepas dari apa yang diutarakan para kandidat di masa kampanye dan debat kandidat, masing-masing dari kita pasti sudah memiliki pertimbangan tersendiri. Siapa yang akan Anda pilih? Tak usah disebut di sini. Yang pasti, kita tetap harus datang ke TPS. Akan memilih salah satunya atau tidak sama sekali, itu adalah hak Anda. Yang penting... JANGAN GOLPUT !
0 komentar:
Posting Komentar