Sabtu, 02 April 2005

Menyerah bukan berarti kalah

Hari ini aku menghabiskan waktu merenung di rumah karena memikirkan kesalahan-kesalahan bodoh yang akhornya membuat aku sendiri menjadi kebingungan. Jujur, ini pengalaman pertama aku begitu takut pada ancaman tidak lulus. Sebelumnya tidak pernah. Aku selalu berusaha cuek saja, tapi hari ini, aku berpikir kepada ayahku. Tampak biasa jika kulihat muka ayah merah padam karena marah. Tapi, jika besok aku membuatnya malu dan sedih? Tidak!!! Tidak akan pernah!!!

Hari ini aku berusaha membangun kembali rasa percaya diriku. Akan kuhadapi jika aku memang harus menelan banyak pil pahit kemarahan karena keteledoranku. Namun akan kutahih orang-orang yang telah mengancamku, entah 10 tahun kemudian aku juga tidak akan peduli. Suatu hari ia akan merasakan. Betapa tidak enaknya diancam. Suatu hari, mereka akan bersedih ketika anak-anak mereka yang mengalami hal yang serupa denganku. Semoga mereka juga "taft" seperti aku, jika tidak ... mereka akan tahu bagaimana sedihnya jika melihatnya anaknya desperate kena narkoba.

Maaf, jika sepertinya aku mengeluarkan sumpah serapah di sini. Tapi inilah yang ku[endam selama beberapa hari. Aku tahu harus menahan super malu dan dihina, diancam, dipermalukan, dijadikan bahan olokan. Namun, akan kutunjukkan bahwa ..... aku juga bisa. aku juga bisa. Aku juga bisa!!!!

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More