Rabu, 09 Desember 2009

[Hari Antikorupsi] Pin Anti KKN Polda Kalbar Tinggal Kenangan

(Foto: Arsip Pontianak Post)

Wajah Babe kini sering menghias layar kaca televisi. Babe yang gue maksud adalah Irjen Pol Nanan Soekarna yang kini menjabat Kadiv Humas Mabes Polri. Perkenalan dengan Babe berawal saat gue bertugas di Pontianak dan harus ngepos di Polda Kalbar. Sejak 2005, Babe menjabat Kapolda Kalbar, hingga akhirnya babe pun pindah ke Jakarta November 2006.

Ada prestasi baik yang ditoreh Babe selama di Polda Kalbar. Selain pemberantasan Illegal Logging, Babe yang gemar Moge dan aktivitas bermotor, sempat menjalankan PJJ alias Patroli Jarak Jauh. Saat itu, hanya beberapa awak media, khususnya laki-laki yang diajak Babe untuk ikut PJJ ke daerah-daerah terpencil di Kalimantan Barat.

Selain itu, ada satu lagi. Babe mempelopori pemberantasan korupsi. Tindakan? Hm, sebentar. Pada pertengahan 2006, Babe mempelopori adanya pemasangan "Pin Anti-KKN". (Berita bisa dilihat: di Sini) Sejak itu, Babe bermaksud mengurangi tindak KKN yang memang telah menempel di badan kepolisian, khususnya Polda Kalbar. Kepolisian dan Kejaksaan pun sepakat menandatangani MoU.

(Foto: Mujadi/Pontianak Post)

Penggunaan Pin Anti-KKN menjadi kewajiban, khususnya bagi polisi berseragam, baik PDH maupun PDL. Beberapa di antara anggota menanggapi nyinyir seruan ini. Tapi, sedikit di antaranya sangat mendukung. Biasalah, pasti ada pro dan kontra.

Usia penggunaan pin ini tidak lama. Yang saya ingat, pada malam takbiran 2006 Babe mengajak saya, Lena, Levi, dan Agus SCTV jalan-jalan. Malam itu, ada angin ribut di Pontianak. Saya dan Lena ikut patroli mobil Kabid Humas yang biasa disebut mobil Cinta 15. Di depan mata, kami melihat pengendara Skuter terjatuh karena menghindari pohon roboh.

AKB Pol Suhadi pun lari. Tak peduli hujan deras, dia dan ajudannya menolong pengendara skuter. Sementara, sopir memanggil anggota Patroli Lantas melaporkan adanya jalan yang terhalang karena pohon tumbang.

Setelah itu, kami merapat kembali ke Polda dan langsung menuju ruangan Babe. Babe sedang makan dan di situ ada Levi serta Agus. Saya dan Lena pun akhirnya ikut menyantap. Barulah, setelah semua selesai makan, patroli dilanjutkan.

Itu adalah malam terakhir sebelum akhirnya kepolisian mulai mencopot atribut pin anti KKN. Sebab, awal November, Babe telah menyerahkan jabatan kepada Kapolda Baru, Brigjen Pol Zainal Abidin Ishak. Kapolda baru tidak lagi melanjutkan pin Anti KKN

Ketidaklanjutan program ini memang akhirnya menjadi barbuk. Pasalnya, saat Mabes Polri yang dikomandani Jenderal Pol Bambang Hendarso Danuri (saat itu masih Kabareskrim), menargetkan Ketapang sebagai pemberantasan besar-besaran Illegal Logging.

Saat itu, gue ikut ke Ketapang. Tepatnya 3-4 April saat Jenderal Purn Pol Sutanto datang ke Ketapang. Gue bekerjasama dengan teman dari Jawapos, Farouk Arnaz. Secara kita sama-sama di bawah bendera Jawapos, masing-masing berbagi tugas. Seru! Itulah gambaran gue.

Kerjasama apik ini membuahkan hasil. Kapolda pun dicopot setelah desakan dari Mabes deras didorong oleh kawan-kawan di pusat. (Baca: di Sini)

(Foto: Arsip Pontianak Post)

Pin Anti-KKN memang tinggal kenangan. Paling tidak, seperti apa yang pernah diucapkan Babe, kalau menggunakan pin itu, paling tidak ada tanggung jawab moral untuk malu. Karena pin disematkan di dada dan itu harus diresapi ke dalam jiwa.

-----

*Selamat Hari Antikorupsi se-Dunia*

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More