Senin, 07 Desember 2009

Kemacetan Jakarta dan Transportasi Publik Indonesia

Sabtu malam (5/12/2009), kemacetan Jakarta benar-benar gila. Entah apa penyebabnya. Gue berdebat dengan Ukay kalau ini karena orang sudah bosan ke Puncak. Atau sebaliknya, yakni karena setelah hujan deras yang mengguyur ibukota, masyarakat baru saja keluar untuk bermalam Minggu.

Gue sempat bilang ke sopir, Pak Batman, rugi rasanya membayar kemahalan tarif tol untuk sebuah kenyamanan. Kalimat itu terlontar sambil memandang ke arah jalan biasa yang malah sepi dan lancar. "Mengapa tadi kita enggak ke situ ya?" ucapku sesal.

Sepanjang perjalanan, Ukay pun angkat bicara. Menjelaskan apa yang diramalkan oleh Sutiyoso. Bahwa 20 tahun lagi kendaraan di Jakarta tidak bergerak.

Melihat kondisi kendaraan di tahun 2009 saja, bisa jadi prediksi Sutiyoso bisa lebih cepat dari itu. Transportasi publik yang urung dibenahi, serta kondisi jalan yang kurang laik, menambah masalah transportasi menjadi runyam di ibukota negeri ini.

Jika ada wacana pemindahan ibukota, yakinlah sebagian besar tak ada yang ingin ibukota ini pindah. Tapi mengapa harus takut pusat pemerintahan dipindahkan? Toh, sekarang ini bukan lagi sentralisasi. Buktinya, Jakarta masih bisa melayani masuknya pelancong dari Bandara Soekarno Hatta yang notabene sudah menjadi bagian dari Provinsi Banten.


Public Transportation

"Kalau gue jadi gubernur Jawa Barat, gue mau buat transportasi publik di kawasan Puncak," ucap Ukay.

Pernyataan ini beralasan mengingat jika di akhir pekan volume kendaraan ke kawasan ini akan meningkat, baik yang hanya sekadar berlibur atau pun yang akan melintas menuju Bandung. Sementara di Jakarta sendiri, transportasi publik belum maksimal. Kehadiran Busway tidak dibarengi dengan pengurangan jumlah kendaraan yang ada di ibukota.

Lain lagi dengan transportasi kereta listrik yang kini dipanggil commuter. Ada saja tingkahnya jika Jakarta didera hujan deras serta petir, seperti Sabtu kemarin. Lagi-lagi sinyal disamber petir. Namun, kalau gue lihat pagi ini, normal aja tuh kereta jalannya, syukurlah.


Kondisi penumpang Commuter AC Ekonomi. Pintu tak dapat ditutup karena sesak penumpang. (Foto: Chaerunnisa/okezone.com)

Salah satu contoh terjadi, saat gue hampir merampungkan tulisan ini, datang kiriman foto via YM yang seharusnya sih, menjadi bagian dari redaksi. Gue bajak duluan ach. Hahaha! Tanpa menghilangkan hak cipta tentunya.

Menurut Nisa, baru saja, kereta Ekspress Pakuan dan Kereta Ekonomi biasa mogok di Pasar Minggu. Alasannya klasik, ada gangguan. Alhasil, para penumpang menyerbu kereta AC Ekonomi yang biasa berangkat dari St. Depok Baru pukul 09.00 WIB ini. Etapi, ini dah jam berapa? atau jadwal setelah itu kali ya?

Kebijakan Transportasi

Sudah seharusnya negeri ini memiliki kebijakan pembatasan jumlah kepemilikan kendaraan. Pasalnya, jika tidak dilakukan sejak sekarang, bukan mustahil apa yang diprediksi mantan Gubernur Jakarta ini akan menjadi kenyataan.

Tak perlu berbicara bagaimana kondisi di negeri lain. Toh Indonesia itu seperti tong sampah bagi kendaraan pribadi.

Salah satu contoh, saya atau Anda tak perlu berbicara tentang Jepang yang hanya mengekspor kendaraan, sementara mereka membatasi kepemilikan mobil di negerinya sendiri. Kebijakan Sarawak yang membatasi satu rumah satu mobil dan akan mengganti mobil tanpa biaya bagi yg kehilangan mobil, adalah potret mengapa negeri ini bak tong sampah. Bayangkan, mereka melaporkan kehilangan mobil dicuri orang Indonesia.

Saya baru tahu ada oknum penadah mobil Bodong, demikian istilahnya, yang mengatakan dia mendapat komisi jika bisa menjual kembali mobil milik orang Sarawak itu. Si empunya mobil akan melapor di negaranya, kalau mobilnya dicuri di Indonesia. Setelah itu, dia akan mendapat ganti mobil baru dengan merk yang sama.

Nah loh? Dia dapat ganti baru, kita dapat cap baru. Selain tong sampah, kita pun disebut pencuri, hayyah!

3 komentar:

Setuju sama nopih

Besides, Wish that green tax is applied... so at least the car price is a bit out of reach, hehehe.

hmmpff... Indonesiaku sayang..
sayah baru2 ini abis dari Jakarta. cuman 3 hari tapi dah dibuat puzink sm macetnya, huhuhu...
bisa tua dijalan kita mah :D
but i love Indonesia eniwei.. ^^

Nopih ... salam kenal!!
sepakat kita sedang krisis layanan transportasi publik yang nyaman dan memadai...

adakah daerah di indonesia yg bisa kita banggakan untuk masalah transportasi ini..

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More