Selasa, 20 Desember 2011

Singkawang .. Jadi Inget Penang

PAS mobil travel yang saya dan suami tumpangi menyusuri jalan-jalan di tengah kota Singkawang, rasanya teringat satu kota di mana saya pernah berkeliling dengan bentuk kota yang hampir sama. Apa ya? Oh my God! Gue inget Penang .. iya, Penang di Malaysia .. yeay! gue dah pernah juga donk ke sana. hehehe ... ...

Singkawang ... kota di Kalimantan Barat ini dikenal dengan kota seribu klenteng. Hampir 3 tahun sudah enggak pernah ke sini lagi. Kangen banget rasanya. Padahal Mei 2011 kemarin sempat ke Sambas, tapi gue engga menyempatkan diri mampir ke kota ini. eh, mampir sih .. cuma nyari ATM BCA doank. Engga sopan ya? Tapi akhirnya gue menginjakkan kaki lagi ke kota ini dengan judul bersama suami.

Awalnya memang kami sudah berencana untuk berakhir pekan di kota ini karena di hari Minggu akan berkunjung ke Pemangkat menghadiri pernikahan soulmate kami berdua, Faisal. Selepas dari pernikahan Faisal kami sudah menyusun rencana untuk bersilaturahim ke rumah paman saya, paman suami, dan juga kakak sepupu di Singkawang.

Kami pergi menggunakan travel taksi di sore hari sekira pukul 18.00 WIB. Kami memilih travel Antya dengan ongkos Rp70 ribu per orang dari Pontianak. Gara-gara ada perbaikan jembatan di daerah Wajok dan Jungkat, perjalanan pun terhambat dan kami harus mengantre kurang lebih satu jam lamanya. Biasanya perjalanan Pontianak - Singkawang hanya ditempuh 2,5 jam dengan mobil. Ini jadinya sekitar 3,5 jam.

Tiba di Singkawang sekitar pukul 21.30 WIB. Awalnya kami berencana ke tempat teman dulu, untuk meminjam motor untuk malam mingguan di Singkawang. Tapi keburu capek juga. Suami pun memilih untuk langsung beristirahat di hotel saja.

Untuk menghemat perjalanan besok, kami sengaja memilih hotel yang tak jauh dari pasar. Kebetulan juga hotelnya tidak jauh dari rumah bang Welly, teman suami. Kami memilih menginap di Hotel Sentosa. Ingin memesan kamar bussiness room, eh .. penuh. Yah akhirnya pake kelas di atas standard room yang satu-satunya masih tersisa single bed. Hwahahaha, dasar engga rencana. Jadinya ya.. gini deh. Harga terbilang lumayan sekira Rp296 ribu per nett, tanpa makan pagi loh ya.


Kalau pagi hari mau makan, hmm ... mendingan jalan-jalan ke dekat klenteng  yang ada di tengah kota, klenteng yang terkenal itu loh. Di pojok dekat situ ada bubur ayam. Ada dua yang jualan bubur ayam, tapi saya lebih suka yang di warkop Afung. Harga bubur ayamnya Rp10 ribu per mangkok. Bubur ayam khas Singkawang ini ada kuah sopnya. Pokoknya benar-benar bikin perut sarat deh untuk ukuran pagi hari. Dari hotel pun bisa ditempuh dengan berjalan kaki. Asyik loh .. jalan-jalan di kota dengan tingkat polusi rendah dan masih bisa melihat orang bersepeda onthel di mana-mana.

Setelah itu, kita bisa puas-puas foto-foto di Klenteng dan juga mesjid lama Singkawang yang kini sudah direnovasi. Masjid dan klenteng inilah lambang kerukunan beragama di kota Singkawang. Saat berjalan menyusuri lorong-lorong ruko yang masih tutup di pagi hari, saya baru menyadari kalau rasanya seperti di Chinatown nya Penang. Mungkin sama juga seperti di Bangka or Belitung. Khas sekali suasana kota kecilnya.

Pasir Panjang.
Nah, itu sih baru di tengah kotanya. Singkawang punya sejuta pesona alam yang lain. Bukit Poteng dan keindahan taman di bukit-bukit, serta pantai-pantainya yang tidak hanya satu. Meskipun tidak bisa untuk surfing karena lautnya merupakan perairan Selat Karimata dan Laut Natuna, maka ombaknya tidak setinggi laut-laut yang menghadap Samudera ya. Sebut saja Pasir Panjang I dan II, Pantai Sinka, dan Pantai Kura-Kura.

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More