CEO Apple, Steve Jobs, akhirnya resmi mengundurkan diri pada 24 Agustus 2011. Pengunduran dirinya dikarenakan alasan kesehatan yang menggerogoti tubuhnya. Jobs ingin setelah lepas dari Apple akan berkonsentrasi menjalani pengobatan kankernya. Meskipun produsen iPhone dan iPad ini sedang berkompetisi ketat dengan berbagai vendor yang belakangan mengeluarkan produk tablet, tapi Jobs yakin penggantinya tetap mampu mengawal Apple sebagai produsen gadget terdepan. Lalu, apa hubungannya dengan Dahlan Iskan? Mantan CEO Jawapos Grup yang kini menjabat sebagai Direktur Utama PLN?
Keduanya sama-sama CEO di sebuah perusahaan. Keduanya juga melepas jabatan CEO disebabkan alasan kesehatan. Jobs menderita kanker prankeas, sedangkan Dahlan Iskan menderita sakit liver yang menyebabkan dia harus menjalani cangkok hati di Tiongkok.
Tentang Steve Jobs sendiri, sebenarnya dia telah memberikan sinyal untuk mundur dari jabatan CEO Apple sejak 17 Januari awal tahun ini. Namun banyak orang yang tidak mengharapkan hal ini. Bagaimanapun, Jobs yakin suatu hari dia akan meletakkan jabatan dan memberikan kepada orang yang dinilai mampu untuk memimpin CEO, dalam hal ini Tim Cook.
Demi alasan kesehatan, Jobs rela meninggalkan jabatannnya dan lebih memanjakan kesehatannya. Meskipun sebenarnya, Apple sedang memiliki banyak target di akhir 2011 ini, yakni peluncuran iPhone terbaru September mendatang dan iPad tablet awal 2012. Jobs menyadari, kanker yang bercokol di tubuhnya membuat dia tidak bisa maksimal bekerja. Apalah artinya jika pria kelahiran 25 Februari 1955 ini tetap bertahan di Apple, namun tidak bisa bekerja secara maksimal.
Dengan keputusan Jobs mundur, saham Apple sempat jatuh pada penutupan bursa saham kemarin. Namun saat pembukaan Jumat pagi, saham Apple pun kembali menguat. Jobs mengajarkan banyak hal, selain produksi teknologi seperti Macbook, iPod, iPhone, dan iPad. Namun Jobs mengajarkan satu hal, bahwa percayakanlah kepada generasi berikutnya untuk memimpin dan jangan siksa kesehatan kita hanya untuk tetap berkuasa.
Pelajaran ini pun diajarkan oleh Dahlan Iskan. Dia berjuang untuk sembuh dari penyakitnya. Kini, dia bersyukur jika pernah merasaka bagaimana sakit keras dan kehilangan jabatan CEO dan direktur di berbagai perusahaan. Dahlan Iskan pun percaya untuk memberikan kepercayaan kepada generasi muda untuk memimpin tidak hanya Jawapos, tapi beberapa anak grup Jawapos di seluruh Indonesia.
Dalam catatan Dahlan Iskan yang terbit pada Kamis 25 Agustus 2011, bertepatan dengan kemeangan Jawapos sebagai media cetak yang memiliki komunitas muda dari WAN ifra, dia menyatakan inilah prestasi Jawapos setelah dikendalikan oleh generasi muda. Dahlan juga enggan mengklaim bahwa keberhasilan Jawapos sekarang karena dirinya. Dia mengaku, berkali-kali mengingatkan anak perusahaan Jawapos bahwa dia bukan lagi CEO Jawapos. Namun semua masih lekat di ingatan bahwa Jawapos adalah Dahlan Iskan.
Kedua sosok ini telah mengajarkan bahwa kekuasaan itu tidak kekal. Daripada suatu saat direbut secara paksa, lebih baik meletakkannya secara terhormat. Lebih lagi jika kepemimpinan tak bisa dijalankan maksimal lantaran sebab kesehatan. Jobs dan Dahlan mengajarkan lebih baik mengutamakan kesehatan dan beristirahat agar bisa menikmati hidup. Jika berani meletakkan kekuasaan, seseorang tidak akan pernah merasa kehilangan.
0 komentar:
Posting Komentar